PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam budaya, suku bangsa dan kekhasan daerah, yang bisa tercermin dari pakaian adat, rumah adat, senjata, dan juga makanan. Karena telah menjadi identitas suatu daerah, makanan sering menjadi pilihan oleh-oleh bagi para pelancong. Misalnya empek-empek merupakan makanan khas dari daerah Pelembang, bandeng presto dari kota Semarang, dan gethuk goreng dari daerah Sokaraja, kabupaten Banyumas.
Hal ini menjadikan berkembangnya pusat-pusat jajanan khas daerah, yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri apabila kita berkunjung ke suatu daerah, salah satunya di Sokaraja, kabupaten Banyumas.
Selain menjadi daya tarik, penjualan gethuk goreng juga mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit, baik bagi pemilik usaha, karyawan, dan juga daerah Banyumas. Pendapatan tersebut datang melalui laba dan pajak-pajak dari usaha tersebut.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja?
2. Adakah pengaruh penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan daerah Banyumas?
- Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja dan tingkat pendapatan daerah kabupaten Banyumas.
TINJAUAN PUSTAKA
- Landasan Teori
1. Penjualan
Kata dasar dari penjualan adalah jual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,memiliki arti menjual sesuatu untuk selama-lamanya, menjual sesuatu dng tidak ada janji apa pun (tidak boleh ditebus lagi). Sedangkan Penjualan memiliki arti proses, cara, perbuatan menjual.
Sedangkan Menurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh Moh. Kurdi, “Penjualan adalah Penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam benuk tunai peralatan kas atau harta lainnya. Pendapatan dapat diperoleh pada saat penjualan, karena terjadi pertukaran, harga jual dapat ditetapkan dan bebannya diketahui”.
2. Pendapatan
Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta (1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah” Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa”.
Selain itu menurut Commite On Accounting Concept and Standart dari AAA dikutip oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori Akuntansi memberikan definisi pendapatan adalah” Pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu tertentu”.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.
3. Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen Sumber Pendaptan Daerah sebagaimana diatur dalam pasal 79 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (UU 22/1999), bahwa Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari :
i. Pendapatan Asli Daerah, yaitu :
- Hasil Pajak daerah
- Hasil Retribusi Daerah
▪ Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
ii. Dana Perimbangan
iii. Pinjaman Daerah
iv. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Berdasarkan pasal 79 UU 22/1999 tersebut, maka dapat disimpulkan PAD adalah sesuatu yang diperoleh Pemerintah Daerah yang dapat diukur dengan uang karena kewenangan (otoritas) yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil Pajak Daerah dan retribusi daerah, hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah serta lain-lain pendapatan Daerah yang sah. dari beberapa komponen PAD tersebut, maka yang perlu mendapatkan perhatian adalah pajak dan teribusi Daerah, karena kedua jenis PAD ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan membebani rakyat.
B. Kerangka Pemikiran
Penjualan gethuk goreng Sokaraja sebagai salah satu oleh-oleh khas dari kabupaten Banyumas, akan mendatangkan penghasilan bagi pemilik usaha gethuk goreng tersebut. Dengan adanya penghasilan yang diterima, maka pemilik usaha gethuk goreng tersebut juga memberikan pemasukan bagi pendapatan daerah kabupaten Banyumas melalui pembayaran pajak, seperti pajak penghasilan, pajak reklame, dan pajak penjualan.
Penghasilan yang diterima dari penjualan gethuk goreng Sokaraja, memberikan pengaruh berupa peningkatan pendapatan pemilik usaha dan penjualan gethuk goreng tersebut juga memberikan pengaruh pada pendapatan Daerah Kabupaten Banyumas yakni berupa peningkatan pendapatan Daerah yang didapatkan dari pajak-pajak yang dibayarkan oleh pemilik usaha gethuk goreng Sokaraja.
- Hipotesis
Menurut PPKI (2000:12) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya”. Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini, yaitu PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP KONSUMSI PULSA, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja dan tingkat pendapatan daerah Banyumas
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja dan tingkat pendapatan daerah Banyumas
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya secara statistik dengan data-data yang terkumpul.
METODOLOGI PENELITIAN
- Alat analisis yang digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis Regresi Linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara satu variabel prediktor (variabel independen) terhadap dua atau lebih variabel dependen.
Dalam penelitian ini digunakan variabel Prediktor (Y) yaitu penjualan gethuk goreng dan variabel respon yaitu pendapatan pemilik usaha (X1), dan pendapatan daerah (X2). Data diambil langsung dari responden yang merupakan pemilik usaha gethuk goreng sokaraja dan data pendapatan daerah dari kabupaten Banyumas.
1 komentar:
boleh minta referensi daftar pustaka untuk buku karya suwardjono tahun 1984? tolong kirim ke email saya..
terima kasih sebelumnya..
Posting Komentar