Sabtu, 18 Desember 2010

Tips Organisasi

Langkah dan Cara Berorganisasi

Manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia ini, dia harus berinteraksi dengan orang lain. Mengapa demikian? Karena manusia itu makhluk sosial. Dia secara individual merupakan bagian dari orang lain. Maka, mau tidak mau kita sebagai manusia harus srawung dengan orang lain.

Salah satu cara berhubungan dengan orang lain adalah melalui organisasi. Melalui organisasi, kita mampu mengolah diri dengan benar, baik secara naluriah maupun fitrah.
Bukti telah banyak di depan mata. Orang-orang yang sukses sebagai pemimpin, pengusaha, atau status sosial yang mapan lainnya, pasti dulunya mereka pernah mengenyam pahit manisnya berorganisasi. Mereka banyak makan asam garam dalam organisasi itu. Sebut saja Gus Dur salah satunya.
Mengapa organisasi demikian penting bagi kita, terutama di zaman yang mendunia (global) saat ini? Itu tidak lain karena dalam berorganisasi kita akan terasah dan terlatih untuk hidup berjamaah dengan orang lain, baik suka maupun duka. Di suatu organisasi itulah tercampur secara alamiah berbagai perilaku dan sifat masing-masing anggota. Ada yang egois, namun ada pula yang sosial. Ada yang pendiam, tapi ada pula yang cerewetnya minta ampun.

Nah, dalam kebersamaan di organisasi itulah, akan terbentuk secara alami manusia yang sempurna dalam arti psikologis. Yakni, manusia yang mampu kapan saatnya menempatkan posisi dirinya sebagai individu dan kapan pula dia harus lebih mementingkan kepentingan organisasi demi kepentingan bersama pula. Untuk mencapai nikmatnya manfaat berorganisasi itu memang butuh proses yang panjang dan lama. Tidak bisa kita hanya berorganisasi dalam beberapa bulan lalu menuntut kematangan pribadi seperti yang diuraikan tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara-cara berorganisasi yang baik.

Berikut beberapa cirinya:

Pertama, organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya. Untuk saat ini, setiap organisasi yang modern pasti menuntut para anggotanya memiliki KTA (kartu tanda anggota). Maka, tidak dibenarkan istilah ”Romli” atau “rombongan liar” yang merupakan kumpulan dari ”Talap” alias “anggota gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan dari “organisasi tanpa bentuk”.

Kedua, organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya dalam masyarakat. Artinya, jelas di mana alamat kantornya. Tampak pula aktivitas sehari-hari kantor tersebut dalam menjalankan roda organisasi. Ada pula nama, lambang, dan tujuan organisasi yang termuat dalam AD (anggaran dasar) dan ART (anggaran rumah tangga).

Demikian pula struktur organisasinya. Masih banyak lagi yang bisa membuktikan keberadaan organisasi itu di mata masyarakat. Jika identitas tak jelas, maka jangan salahkan masyarakat bila menaruh curiga terhadap organisasi itu.


Ketiga, organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga jelas pembagian tugasnya. Masing-masing bagian, divisi, maupun seksi juga aktif memainkan perannya. Jadi, sangat ganjil dan dipastikan ”sakit parah” jika organisasi itu yang tampak paling aktif adalah ketuanya sehingga tampak seperti pertunjukan sirkus one man show dalam manajemen organisasi itu.

Keempat, dalam setiap aktivitas organisasi harus mengacu pada manajemen yang sehat. Misalnya, ada tiga tahapan dalam menjalankan roda organisasi, yaitu planning (peren-canaan), action (pelaksanaan), dan evaluation (penilaian). Ketiga tahapan itu selalu dimusyawarahkan dan melibatkan sebanyak mungkin anggotanya, terutama saat melewati tahap action. Dalam manajemen itu, yang juga harus mendapat perhatian serius adalah administrasi. Surat bernomor, kop surat, dan ciri-ciri administrasi lainnya yang lazim ada di sebuah organisasi.

Kelima, organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya. Artinya, organisasi itu dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat. Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada kebutuhan anggota khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.

Jika kelima syarat organisasi sehat itu sudah ada, maka janganlah ragu untuk berkiprah di organisasi itu. Ikutlah secara aktif di dalam organisasi itu apa pun peran atau tugas yang diberikan ketua atau atasan langsung Anda. Ingatlah, sekecil apa pun peranan Anda di suatu organisasi dan Anda berhasil menjalankan amanat itu, berarti Anda memiliki andil dalam menghidupkan organisasi tersebut. Anda harus bangga bahwa ternyata Anda masih bermanfaat bagi organisasi. Itu juga berarti Anda bermanfaat bagi orang lain yang ada di organisasi. Kalau Anda sukses menjalankan tugas yang kecil tadi, pasti pemimpin Anda akan memberikan amanat yang makin besar dari waktu ke waktu. Bahkan, bukan suatu hal yang mustahil jika nanti Anda sendirilah yang memimpin organisasi itu. Modal pengalaman memimpin organisasi tadi pasti akan bermanfaat bagi Anda dalam terjun di organisasi kemasyarakatan yang lebih besar. Percayalah!

Akhirnya, selamat berhikmat dalam organisasi. Semoga Anda menuai manfaat dari hikmat berorganisasi itu kelak bila hidup di tengah-tengah masyarakat, baik lingkup desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, negara, bahkan tingkat dunia. Amin.

Sumber: http://agusrois.mywibes.com/ORGANISASI/langkah_dan_cara_bero... - 10k -

Karya Bidang Media Pengembangan

Tips Cara Menyembunyikan Partisi Hardisk pada Komputer

Oleh : Bidang Media Pengembangan 2010 // MP SQUAD (‘Ngko Dissit!)

Halo teman-teman pembangunan,

Salam Pembangunan!

Disini kita mau berbagi ilmu dengan teman-teman semua mengenai cara menyembunykan partisi hardisk, yang memang tidak bisa di hidden seperti folder pada umumnya.

Mudah-mudahan ilmu ini berguna untuk mengamankan partisi yang berisi fil-file penting, bukan untuk menjahili komputer atau laptop teman.

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

1. Buka Run, yaitu dengan cara menekan tombol berlambang Windows+R.

2. Ketikan “diskpart” (tanpa tanda kutip), lalu tekan enter.

3. Lalu akan muncul jendela DOS dengan Judul Microsoft Diskpart.

4. Pertama kita cari tahu dulu ada berapa jumlah partisi aktif yang ada di computer, yaitu dengan mengetikan “list volumelalu tekan Enter.

5. Untuk menyembunyikan Drive E misalnya, pilih dulu volumenya, ketik select volume (nomor driver tempat dimana driver E terinstal) lalu tekan Enter.

6. Ketik remove letter E lalu tekan Enter (untuk menyembunyikan Drive E, misalnya).

7. Untuk memunculkan kembali Drive E, pilih dulu volumenya (mis, select volume 3) lalu ketik assign letter E lalu tekan Enter.

8. Ulangi cara di atas bila ingin menyembunyikan drive C, F, dan sebagainya. Cara ini memungkinkan kita menyembunyikan beberapa drive sekaligus dalam satu waktu.

Catatan:
Setelah melakukan hal ini, terkadang komputer perlu di-reboot. Jangan khawatir soal data, karena data dalam harddisk yang disembunyikan tetap sama dan tidak hilang. Terakhir, sebaiknya Drive C (tempat sistem operasi Windows berada) tidak disembunyikan.

Terimakasih Semoga ilmu ini bermanfaat.

MEDIA PENGEMBANGAN 2010//MP SQUAD (‘NGKO DISITTTT!)

Rabu, 15 Desember 2010

Karya Tulis (Bidang Penelitian) Himesbang Fe Unsoed

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam budaya, suku bangsa dan kekhasan daerah, yang bisa tercermin dari pakaian adat, rumah adat, senjata, dan juga makanan. Karena telah menjadi identitas suatu daerah, makanan sering menjadi pilihan oleh-oleh bagi para pelancong. Misalnya empek-empek merupakan makanan khas dari daerah Pelembang, bandeng presto dari kota Semarang, dan gethuk goreng dari daerah Sokaraja, kabupaten Banyumas.

Hal ini menjadikan berkembangnya pusat-pusat jajanan khas daerah, yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri apabila kita berkunjung ke suatu daerah, salah satunya di Sokaraja, kabupaten Banyumas.

Selain menjadi daya tarik, penjualan gethuk goreng juga mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit, baik bagi pemilik usaha, karyawan, dan juga daerah Banyumas. Pendapatan tersebut datang melalui laba dan pajak-pajak dari usaha tersebut.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja?

2. Adakah pengaruh penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan daerah Banyumas?

  1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja dan tingkat pendapatan daerah kabupaten Banyumas.


TINJAUAN PUSTAKA

  1. Landasan Teori

1. Penjualan

Kata dasar dari penjualan adalah jual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,memiliki arti menjual sesuatu untuk selama-lamanya, menjual sesuatu dng tidak ada janji apa pun (tidak boleh ditebus lagi). Sedangkan Penjualan memiliki arti proses, cara, perbuatan menjual.

Sedangkan Menurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh Moh. Kurdi, “Penjualan adalah Penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam benuk tunai peralatan kas atau harta lainnya. Pendapatan dapat diperoleh pada saat penjualan, karena terjadi pertukaran, harga jual dapat ditetapkan dan bebannya diketahui”.

2. Pendapatan

Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta (1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah” Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa”.

Selain itu menurut Commite On Accounting Concept and Standart dari AAA dikutip oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori Akuntansi memberikan definisi pendapatan adalah” Pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu tertentu”.

Paton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

3. Pendapatan Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen Sumber Pendaptan Daerah sebagaimana diatur dalam pasal 79 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (UU 22/1999), bahwa Sumber Pendapatan Daerah terdiri dari :

i. Pendapatan Asli Daerah, yaitu :

  • Hasil Pajak daerah
  • Hasil Retribusi Daerah

▪ Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

ii. Dana Perimbangan

iii. Pinjaman Daerah

iv. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.


Berdasarkan pasal 79 UU 22/1999 tersebut, maka dapat disimpulkan PAD adalah sesuatu yang diperoleh Pemerintah Daerah yang dapat diukur dengan uang karena kewenangan (otoritas) yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil Pajak Daerah dan retribusi daerah, hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah serta lain-lain pendapatan Daerah yang sah. dari beberapa komponen PAD tersebut, maka yang perlu mendapatkan perhatian adalah pajak dan teribusi Daerah, karena kedua jenis PAD ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan membebani rakyat.


B. Kerangka Pemikiran

Penjualan gethuk goreng Sokaraja sebagai salah satu oleh-oleh khas dari kabupaten Banyumas, akan mendatangkan penghasilan bagi pemilik usaha gethuk goreng tersebut. Dengan adanya penghasilan yang diterima, maka pemilik usaha gethuk goreng tersebut juga memberikan pemasukan bagi pendapatan daerah kabupaten Banyumas melalui pembayaran pajak, seperti pajak penghasilan, pajak reklame, dan pajak penjualan.

Penghasilan yang diterima dari penjualan gethuk goreng Sokaraja, memberikan pengaruh berupa peningkatan pendapatan pemilik usaha dan penjualan gethuk goreng tersebut juga memberikan pengaruh pada pendapatan Daerah Kabupaten Banyumas yakni berupa peningkatan pendapatan Daerah yang didapatkan dari pajak-pajak yang dibayarkan oleh pemilik usaha gethuk goreng Sokaraja.


  1. Hipotesis

Menurut PPKI (2000:12) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya”. Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini, yaitu PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP KONSUMSI PULSA, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja dan tingkat pendapatan daerah Banyumas

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara penjualan gethuk goreng sokaraja terhadap tingkat pendapatan pemilik usaha gethuk goreng di sokaraja dan tingkat pendapatan daerah Banyumas

Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya secara statistik dengan data-data yang terkumpul.

METODOLOGI PENELITIAN

  1. Alat analisis yang digunakan

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis Regresi Linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara satu variabel prediktor (variabel independen) terhadap dua atau lebih variabel dependen.

Dalam penelitian ini digunakan variabel Prediktor (Y) yaitu penjualan gethuk goreng dan variabel respon yaitu pendapatan pemilik usaha (X1), dan pendapatan daerah (X2). Data diambil langsung dari responden yang merupakan pemilik usaha gethuk goreng sokaraja dan data pendapatan daerah dari kabupaten Banyumas.